
Dakwah (menyeru kepada kebaikan) adalah inti dari risalah Islam. Sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW hingga kini, dakwah menjadi sarana utama menyebarkan nilai-nilai Islam, memperbaiki masyarakat, dan mendekatkan manusia kepada Allah SWT. Namun, di tengah arus modernisasi dan tantangan global, mengapa dakwah tetap relevan dan penting? Berikut ulasannya.
1. Perintah Langsung dari Allah SWT dan Rasul-Nya
Dakwah bukan sekadar aktivitas sukarela, melainkan kewajiban yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadits:
- Q.S. Ali Imran: 104:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” - Hadits Riwayat Bukhari:
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat.”
Setiap Muslim, sesuai kapasitasnya, bertanggung jawab untuk berdakwah. Tidak harus menjadi ulama, tetapi bisa melalui tindakan, ucapan, atau konten digital.
2. Menjaga Kemurnian Aqidah dan Syariat
Dakwah berperan sebagai benteng melawan penyimpangan akidah, aliran sesat, dan pemahaman agama yang dangkal. Contoh:
- Meluruskan hoaks tentang hukum Islam (misal: isu halal-haram yang viral di media sosial).
- Mengajarkan tafsir Al-Qur’an yang sesuai manhaj salafushalih.
- Mencegah praktik syirik, bid’ah, dan khurafat di masyarakat.
Tanpa dakwah, umat rentan terpengaruh paham sekuler, materialisme, atau radikalisme.
3. Membimbing Manusia ke Jalan Kebenaran
Tujuan utama dakwah adalah menyelamatkan manusia dari kesesatan dan mengajak mereka mengenal Allah SWT. Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam (Q.S. Al-Anbiya: 107), dan dakwah adalah cara melanjutkan misi tersebut.
- Dakwah bisa mengubah hidup seseorang dari maksiat menjadi taat.
- Memberikan pencerahan bagi yang bingung mencari jawaban spiritual.
- Menjawab pertanyaan generasi muda tentang identitas keislaman di era modern.
4. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Umat
Dakwah yang bijak dapat:
- Mengikis perpecahan akibat perbedaan mazhab atau politik.
- Mengingatkan umat tentang pentingnya toleransi dalam bingkai syariat.
- Membangun kesadaran kolektif untuk peduli pada masalah umat (misal: Palestina, Rohingya).
Contoh nyata: Dakwah para ulama seperti KH. Ahmad Dahlan dan Buya Hamka yang menekankan persatuan dan pendidikan.
5. Menangkal Misinformasi dan Islamofobia
Di era digital, dakwah menjadi senjata melawan stigma negatif tentang Islam, seperti:
- Narasi terorisme yang dikaitkan dengan ajaran jihad.
- Isu diskriminasi terhadap perempuan dalam fiqih.
- Tuduhan Islam sebagai agama kolot dan anti-kemajuan.
Dakwah yang cerdas, inklusif, dan berbasis ilmu mampu menghadirkan wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
6. Meningkatkan Kualitas Spiritual Individu dan Masyarakat
Berdakwah tidak hanya bermanfaat untuk penerima, tetapi juga penguat iman bagi pendakwah:
- Mengingatkan diri sendiri untuk konsisten mengamalkan ilmu.
- Mendapat pahala dari Allah SWT selama ajaran yang disampaikan diamalkan orang lain.
- Membentuk lingkungan sosial yang berlandaskan nilai-nilai ilahi.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya.” (HR. Muslim).
7. Menjawab Tantangan Zaman
Dakwah harus adaptif dengan perkembangan zaman:
- Teknologi: Manfaatkan media sosial, podcast, atau webinar untuk menjangkau generasi digital.
- Isu Kontemporer: Bahas topik seperti parenting Islami, finansial syariah, atau kesehatan mental dari perspektif Islam.
- Budaya: Sampaikan nilai Islam tanpa mengebiri kearifan lokal selama tidak bertentangan dengan syariat.
8. Investasi Akhirat yang Tak Terputus
Dakwah adalah amal jariyah. Ilmu yang disebarkan akan terus mengalirkan pahala, bahkan setelah meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim).
Tantangan Dakwah Modern dan Solusinya
- Overinformasi: Banyaknya konten agama yang tidak valid.
- Solusi: Sumberkan dalil sahih dan rujukan ulama terpercaya.
- Egoisme: Dakwah hanya untuk popularitas.
- Solusi: Ikhlas dan fokus pada konten bermakna, bukan jumlah like.
- Polarisasi: Dakwah yang provokatif memecah belah umat.
- Solusi: Utamakan bahasa santun dan mengedukasi, bukan menghakimi.
Penutup: Dakwah adalah Bukti Cinta pada Islam dan Umat
Dakwah bukan hanya tugas ulama, tetapi tanggung jawab setiap Muslim. Dengan cara yang sesuai kapasitas—menulis, berbicara, atau memberi contoh—kita bisa berkontribusi menjaga agama dan membimbing manusia ke jalan Allah. Mulailah dari hal kecil, seperti membagikan artikel ini atau mengajak keluarga shalat berjamaah.
“Jadilah bagian dari penyebar kebaikan! Share artikel ini ke media sosialmu sebagai bentuk dakwah digital sederhana.”